corner1.gif (273 bytes)
        



corner6.gif (591 bytes)
join.gif (2011 bytes)
The only Bali News site you need to know about Bali!
 

Email Gratis

 

Dapatkan Email gratis jika anda ingin memperoleh berita-berita hangat di Bali. Click here

  

Email login:

Password:


Daftar Member users Email Baru

taksu.gif (3570 bytes)
Informasi Terbaru Taksu: Tentang Dunia Mistik atau   Leak; yang selama ini dianggap Pengiwe atau ilmu hitam di Bali

Macam-macam Rerajahan dan Mantra Guna-Guna.

 

Informasi terbaru dari redaksi: Menguak Misteri Guna-Guna

 

Mitologi Kekuatan Tubuh.

 
Pengakuan Korban Guna-Guna.
   

Click here jika anda ingin mengikuti berita lebih lengkap

Berita Hangat di Bali

taksu2.gif (1984 bytes)


BP Wesnawa

"Kepala Kita Sudah Terbakar "

Adakah hubungan lantai tiga Gedung DPRD Bali dengan kepala (manusia)? Hubungan yang secara langsung, jelas tidak ada, karena Gedung (lantai III) mengacu kepada benda mati, sedang kepala manusia (dalam konteks hidup tentunya) mengacu kepada sesuatu yang hidup, yang berisi'otak' be ' rikut penuh dengan pikiran-pikirannya.

Bagi IBP Wesnawa, ketua DPRD Bali, kedua hal yang disebutkan di atas, ada unsur kesamaan lantai III yang merupakan lantai tertinggi di Gedung Dewan yang terkenal megah dengan arsitektur Balinya itu tidaklah terlalu meleset bila dipersonifikasikan sebagai 'kepala' dari satu bangunan itu. Lantai III, dia lukiskan sebagai badan, dan lantai dasar/satu, sebagai kaki.

Terlepas dari apa penyebab kebakaran itu, yang pas musibah itu adalah kehendak Tuhan. Lantas, kenapa yang terbakar hanya di lantai tiga? Ini tentu perlu penyelidikan yang tuntas dan akurat. Namun tanpa bermaksud mempersoalkan sebab-musababnya, tetap saja berpulang pada jawaban bahwa semuanya karena kehendak Tuhan.

Bagi Wesnawa, dari kasus" kebakaran Gedung Dewan yang hingga kini masih 'mernamerkan' puing-puing sisa kebakaran di bagian atas itu, sebagai suatu isyarat bahwa kepala kita (boleh Jadi mewakili sebagian masyarakat Bali) yang tengah 'terbakar'. 'Kepala kita sudah terbakar," ujar Wesnawa dalam perbincangan dengan TAKSU, Selasa (1 6/5) di ruang kerjanya. Perkataan ini, walau tak dimaksudkan menggurui, juga diulangi lagi ketika menerima rombongan guru dan Ketua BP3 SMU 4 Denpasar, Rabu (1715) juga di ruang kerjanya.

Keterbakarannya kepala digambarkan, mungkin tidak hanya menimpa Bali saja, melainkan juga sudah menasional, yang bisa dilihat dari berbagai aksi kerusuhan dan perusakan di sejumlah kota. Wesnawa yang hobi melukis ini, juga melukiskan bagaimana sudah panasnya melanda kepala. kebanyakan orang di Bali. "Musibah kebakaran itu seakanakan isyarakat, bahwa kepala kita memang sudah terbakar. Terbakar oleh emosi keserakahan" ujar Wesnawa yang menolak hadiah 'ayam betina' dari kalangan demonstran. Dia menolak karena tak pantas akan hadiah itu. Dan. memang setelah mendengar penjelasan Wesnawa, para pengunjuk rasa bisa kembali berpikir jernih. bersih, dan akhirnya bisa percaya akan sosok Wesnawa yana tidak 'betina''. "Selain Pak Wesnawa, kami tak percaya," ujar sejumlah pendemo sambil pergi meninggalkannya.

Masih ada sedikit yang dipaparkan Wesnawa di hadapan sejumlah guru SMU 4 termasuk Ketua BP3 sekolah itu Tjokorde Pemecutan, bahwa perlunya membentuk manusia yang seimbang, yakni antara pembangunan fisik dan rohaninya seimbang. Selama ini Wesnawa menilai cenderung lebih banyak pembangunan jasmani ketimbang rohani. "Ini kritik untuk kita semua, tak terlepas juga saya," ujarnya. Bila hanya fisik yang lebih dominan diperhatikan, dengan makan yang serba terpenuhi, tanpa mencoba mengimbangi denaan pembangunan rohani, maka cenderung, akan melahirkan sifat keraksasaan.

"Kita di rumah cenderung ke dapur, sedang untuk menuju ke Kaja kangin (Sanggah Kemulan, red) kurang,. Padahal untuk ke Sanggah untuk memberi 'makan' kerohanian yang 'gratis' itu masib kurang," ujarnya. Salah satu tujuan utama pembangunan tempat sembahyang seperti Sanggah adalah untuk mengembangkan budi. Jadi, perlu lebih dioptimalkan keberadaan Sanggah yang sudah dibangun.

Dengan berkembangnya budi secara positif, kita akan menjadi lebih peka. Selain denagn cara rajin sembahyang, untuk meningkatkan budi itu, bisa juga dilakukan dengan mengamalkan kebajikan. Budi dalam struktur tubuh yang juga merupakan hati nurani, kata Wesnawa, merupakan sumber dari kebenaran, di samping juga sebagai sumber rasa keadilan, welas asih. Atas dasar ini, Wesnawa berharap, bagaimana unsur-unsur ini bisa tertuang dalam kurikulum sekolah guna melahirkan manusia yang seimbang. "Ini harapan, tapi bukan menggurui," ucap Wesnawa.

 

Topik Diskusi

Adakah Setan dalam Hinduisme?
Melihat kecendrungan masyarakat yang tetap tertarik terhadap dunia gaib, terutama dunia setan, adakah setan dalam Hinduisme? Sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Prof.dr,Ngurah Nala, Mph. Pada awal tulisannya di Tabloid Taksu: bagaimana pendapat Anda tentang pertanyaan tersebut? silahkan ikut click selanjutnya
 
 
Untuk pembaca budiman, Anda dapat mendaftarkan topik baru dalam forum diskusi ini. Kami akan menilai topik Anda dan akan menayangkan dalam halaman utama Bali News. Silahkan click untuk ikutan daftar




 

Porum Diskusi Bali News Click here

Polling Masyarakat
terhadap Peran Alit Putra dalam pengkavlingan Tanah Negara di Pecatu

SARAD
Majalah Gumi Bali, Prihal Pikir, Kata, dan laku manusia Bali.

Bali Post
Koran-nya orang Bali..yang terpercaya..di Bali.

Porum Diskusi Bali News Click here

Polling Masyarakat
terhadap Peran Alit Putra dalam pengkavlingan Tanah Negara di Pecatu

SARAD
Majalah Gumi Bali, Prihal Pikir, Kata, dan laku manusia Bali.

Bali Post
Koran-nya orang Bali..yang terpercaya..di Bali.


City Tours
Program pariwisata budaya Denpasar.

Email | Contact Us

Presented by: Bali News team Work, bekerja sama dengan Taksu: Tabloid mingguan.