corner1.gif (273 bytes)
        



corner6.gif (591 bytes)
join.gif (2011 bytes)
Perkataan, Pemikiran dan Perbuatan Manusia Bali..!

Email Gratis

Media ini membantu Anda untuk memperoleh pesan-pesan rahasia tentang Bali. Silahkan daftar email Bali News.

Email Login
Password
New users
sign up!
   

.

toplogo1.gif (4428 bytes)


Berita Utama, Minggu ini

  
Dr. I Made Titib:
"Hindu Dilecehkan, Weda Dikatakan Bukan Wahyu"

Sudah sering ada pernyataan, semua ajaran yang ada di tempat lain, ada di Weda. Namun tidak semua yang ada di Weda, ada di tempat lain. Tetapi ironisnya, banyak pemeluk Hindu disebut-sebut kurang memahami ajaran agamanya. Dalam praktek kehidupannya, perilakunya, baik secara individual maupun berkelompok, juga dinilai sering menyimpang dari ajaran agama.

Salah satu contoh, masih diperkenankannya tajen dengan lebel tabuhrah. Tajen yang tergolong judi itu sudah jelas menyimpang dari ajaran Hindu. Inilah akibat dari tradisi yang salah, karena sudah terlalu lama umat Hindu "melupakan" kitab Weda. Karena itulah, Dr. I Made Titib, pakar Weda yang kini jadi dosen Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Denpasar, menyambut baik usaha menerjemahkan secara komplit kitab suci Weda itu. Berikut perbincangan Redaktur Pelaksana Raditya, Arya Susila, dengan Made Titib:


 

Di antara umat beragama, umat Hindu dinilai sangat tertinggal, padahal Hindu dinyatakan sebagai agama tertua dan terlengkap.

Saya melihat, umat Hindu mulai bangkit dan sadar untuk mendalami ajaran agamanya. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mana-mana di belahan dunia ini. Bahkan yang menarik, banyak umat lain mempelajari Hindu. Tidak sedikit orang Barat datang ke India untuk belajar agama Hindu. Awalnya, mereka tertarik mempelajari dan memperaktekkan ajaran yoga melalui bimbingan para yogi, sadhu atau swamiji. Setelah mengenal yoga, mereka lalu tertarik mempelajari agama Hindu dan akhirnya menjadi penganut Hindu yang taat.

 

Kegairahan umat Hindu di Indonesia?

Di Indonesia, kegairahan umat mempelajari agamanya juga dapat saya rasakan. Kebangkitan itu saya lihat terjadi di kalangan cendekiawan dan generasi muda yang masih menuntut ilmu di bangku perguruan tinggi. Kaum muda Hindu tampak kian kritis lantaran ada berbagai tantangan. Kita tahu kan, agama Hindu sering dilecehkan atau sengaja didiskreditkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan tertentu. Kitab suci Weda misalnya dikatakan bukan wahyu, tapi karya manusia. Kitab Weda dikatakan hanya untuk golongan Brahmana saja. Catur Warna diselewengkan menjadi kasta. Teologi Hindu dikatakan tak jelas. Hindu dicap sebagai agama yang polyteisme.

Apa memang teologi Hindu tidak jelas?

Teologi Hindu sangat kaya dan luas. Tuhan Yang Maha Esa disebut dengan ribuan nama. Tuhan dipahami sebagai yang berwujud dan tidak berwujud. Umat Hindu kaya terhadap jalan pemahaman dan pendekatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita mengenal jalan bhakti, Karma, Jnana, Yoga Marga.

Saat ini, masih ada pendapat, agama hanya pantas dipelajari kalangan tertentu. Misalnya, seorang bengkel mobil, buat apa mempelajari agama. Begitu pula sopir taksi. Yang mereka butuhkan keahlian di bidang mesin dan kepiwaian menyetir.

Pendapat itu keliru. Setiap umat Hindu dalam profesi apapun sangat perlu mendalami agama dan dituntut untuk mengamalkan ajaran agamanya sesuai dengan profesi dan kewajibannya itu. Pemahamannya yang mantap terhadap ajaran agama akan lebih memantapkan pengalamannya. Dengan demikian, berarti pula meningkatkan kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah. Sebab, agama Hindu memberikan motivasi yang kuat untuk bekerja keras sesuai dengan swadarma masing-masing.

Saat ini banyak kelompok-kelompok spiritual tumbuh. Orang sering menilai, kelompok itu sebagai aliran kepercayaan. Apakah ini berarti pembinaan agama kurang berhasil?

Ciri khas Agama Hindu adalah memperkenalkan kebebasan mutlak terhadap pikiran rasional manusia. Hindu tidak pernah menuntut suatu pengekangan yang tidak semestinya terhadap kemerdekaan dari kemampuan berpikir, perasaan dan pemikiran umat manusia. Hindu memperkenalkan kebebasan yang paling luas dalam masalah keyakinan dan pemujaan. Hindu adalah suatu agama pembebasan. Ia memperkenlkan kebebasan mutlak terhadap kemampuan berpikir manusia dengan memandang pertanyaan-pertanyaan yang mendalam terhadap hakikat Tuhan Yang Maha Esa, jiwa penciptaan, bentuk pemujaan dan tujuan kehidupan. Hindu tidak bersandar pada satu doktrin atau dogma atau bentuk-bentuk pemujaan tertentu. Segala macam keyakinan, bermacam-macam bentuk pemujaan atau sadhana, bermacam-macam ritual, semuanya memperoleh tempat yang terhormat. Karakteristik atau ciri lainnya adalah, kebebasan untuk memuja salah satu manifestasi Tuhan sesuai penjelasan Weda atau sastra Hindu lainnya.

  
Sumber: Raditya2000
Social Budaya
Adakah Setan dalam Hiduisme
Saraswati Mensyukuri Sumber Keweruhan
LPD Desa Adat Buduk, Pemberian Kredit tak dibatasi




 

balinewslogo.gif (1652 bytes)

Search
   
Porum Diskusi Bali News Click here

Politik
Ida Bagus Wesnawa, "Kepala Kita Sudah Terbakar"